Kamis, 21 Oktober 2010

Karakteristik dan Aspek Manajemen Proyek

Karakteristik manajemen proyek
Sifat dan karakteristik proyek konstruksi konstruksi, Perilaku individual terhadap risiko, Teorema utilitas ( utility theorem), Qualitative Risk Management, Teori probabilitas dan statistika, Probabilitas subjektif, Bayes theorem, Analisis pohon keputusan ( decision tree analysis), Matriks keputusan, Diagram Tornado, Identifikasi dan alokasi risiko ( employer’s risk and contractor’s risk), Klaim ekskalasi biaya dan keterlambatan waktu penyelesaian proyek, Kuantifikasi klaim, bond, asuransi, instrumentasi hedging, garansi, Simulasi Monte Carlo, Stochastic dominance, Sifat dan karakteristik investasi infrastruktur, Risk concession model untuk kontrak Build, Operate, Transfer (BOT).

Karakteristik manajemen proyek:
1.Kegiatan manajemen proyek dibatasi oleh waktu;yang sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya

2.Dibatasi oleh biaya/budget
3.Dibatasi oleh kualitas
4.Biasanya tidak berulang-ulang
5.Mempunyai tujuan yang jelas, menuju/membuat perubahan
6.Memerlukan struktur organisasi temporari

- Contoh manajemen proyek:
1.Pembuatan rumah
2.Pembuatan jalan raya
3.Pembuatan jembatan
4.Pembuatan iklan perusahaan
5.Pembentukan tim evaluasi lokasi baru perusahaan
6.Pembuatan prototipe produk baru


Karakteristik proyek terletak pada adanya batasan waktu dan anggaran sehingga memerlukan tahap inisiasi dan terminasi. Berbeda dengan manajemen secara umum yang biasanya difungsikan untuk mengelola aktivitas yang bersifat rutin.

Aspek-Aspek Manajemen Proyek

Ada beberapa aspek dalam studi kelayakan proyek, salah satu diantaranya adalah Aspek Manajemen. Manajemen Proyek adalah suatu sistem dimana kita dapat mengontrol rencana dan jalannya suatu proyek dalam perencanaan, pengendalian serta pengkoordinasian dari aktivitas yang saling berkaitan. Dalam manajemen proyek ini, prosedur yang paling utama untuk dipakai adalah PERT-type system. PERT-type system ini dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian. Tujuan sistem ini adalah untuk menghitung tercapainya batas waktu proyek serta untuk menetapkan kegiatan mana dari suatu proyek yang merupakan bottlenecks (penentuan waktu penyelesaian seluruh proyek). Sehingga dapat diketahui pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi sekaligus senantiasa dapat mengawasi dan membandingkan hasil dari kegiatan yang sudah serta akan dikerjakan.

Perancangan dari aspek manajemen ini akan menganalisa 3 faktor yang merupakan syarat yang harus di kerjakan agar suatu proyek dikatakan layak dari segi manajemen, yaitu:

1. Penentuan atau taksiran waktu (Duration Time).

2. Penentuan waktu dalam menyelesaikan suatu proyek atau urutan kegiatan.

3. Perencanaan Sumber Daya Manusia/tenaga Kerja

4. Perkiraan biaya proyek.

5. Analisis hasil kelayakan proyek


sumber:journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/1710/1491

http://www.docstoc.com/docs/20597202/MANAJEMEN-PROYEK-PERANGKAT- LUNAK

Jumat, 08 Oktober 2010

Manajemen Proyek & Resiko

Manajemen Proyek Dan Resiko.


Manajemen Proyek

Apa itu Proyek???
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu di teliti dan di pikirkan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara lengkap serta harus diselesaikan dalam suatu periode atau waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.

Manajemen sebuah proyek harus dipandang sebagai sebuah pekerjaan sekali waktu. Sedangkan kata "proyek" bermakna sebuah pekerjaan besar yang sangat besar kemungkinannya tidak terulang pada jangka waktu tertentu dimasa depan. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : 'initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process'.

Manajemen proyek adalah suatu rencana pekerjaan yang di susun secara sistematik sehingga suatu pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dengan baik atau bisa di sebut juga sebagai cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan, sebagai contoh kita ambil yaitu pembangunan sebuah rumah, pada saat pembuatan rumah, kita harus membutuhkan berbagai macam bahan material seperti pasir, semen, batu bata, dsb
Pada saat membuat pondasi rumah juga membutuhkan ketelitian berapa meter kedalaman tanah yang di gali sehingga membuat pondasi rumah tersebut kuat, maka dari itu kita harus memiliki manajemen proyek agar pekerjaan kita sesuai dengan rencana yang kita inginkan.















(gambar orang sedang berkerja proyek bangunan)


Ciri – Ciri suatu Proyek
Ciri ciri suatu proyek adalah mempunyai karakteristik yang sama seperti pada pengertiannya yaitu mempunyai tujuan dan sasaran kerja yang kuat. Periode, finansial, tenaga manusia serta alat – alat yang di gunakan terbatas. Sehingga membutuhkan pengelolaan yang berbeda dari yang sudah pernah dilakukan.

Ada alasan yang menjadi tujuan utama dalam pemilihan manajemen proyek :
• Tingkat kesulitan dalam tugas-tugas yang di berikan meningkat, sehingga di perlukan ketelitian.
• Cepatnya perkembangan teori maupun praktek.
• Risiko-risiko dan biaya-biaya proyek di masa datang dapat turun.
• Biaya meningkat, lamanya bisa dipakai suatu barang menurun dan hilangnya nilai suatu barang.

Metode manajemen proyek.
Metode manajemen proyek memungkinkan kita untuk lebih berfokus pada prioritas, mengawasi 'performance' mengatasi masalah dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan. Demikian pula metode ini memberikan kepada kita lebih banyak kontrol dan menyediakan berbagai 'tools and techniques' yang telah teruji untuk membantu seorang manager proyek dalam memimpin tim-tim proyek guna mencapai sasarannya sesuai waktu dan anggaran yang telah ditentukan.


Manajemen Resiko

Apa itu Resiko???
Resiko atau risk, memiliki berbagai pengertian. Risiko bisa dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang mengancam benda atau seseorang dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Contoh Resiko dari beberapa definisi lain yang di kemukakan oleh Vaughan (1978) adalah :

- Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.

- Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

- Risk is uncertainty (Resiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.

- Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan resiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

- Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Resiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Manajemen resiko adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan akitivitas dalam kegiatan identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan dan pemantauan. Pada dasarnya resiko sendiri ialah Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya, atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat resiko Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu Probability dan Konsekuensi Resiko. Oleh sebab itu pada saat melakukan pekerjaan juga harus mementingkan resiko yang terjadi bila tidak akan fatal akibatnya, sebagai contoh gambar dibawah ini.














(gambar akibat kecelakan kerja)

Risiko dapat muncul pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain factor kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.

Munculnya Resiko itu terjadi dari faktor yang merugikan dan dapat berasal dari risiko lainnya, serta disebabkan oleh berbagai faktor. Resiko diyakini tidak dapat dihindari tetapi Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko inilah yang diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah.