Kamis, 17 November 2011

Pendapat Tentang Putri Keraton

Masyarakat antusias ingin menonton kirab pengantin putri bungsu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara pada Selasa (18/10) sore.

"Saya nanti akan menonton kirab pengantin di Jalan Malioboro Yogyakarta. Ini peristiwa yang jarang saya temui," kata Hariadi Santoso (51) wiraswasta asal Batam yang sedang menengok anaknya kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kirab pengantin putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X memuat unsur budaya yang enak dan indah untuk ditonton sehingga kesempatan ini tidak akan disia-siakan. "Saya dan anak istri akan menonton kirab pengantin keraton sebelum pulang ke Batam," katanya.

Hendrik (41) asal Ambon mengaku akan menonton kirab pengantin putri Keraton Yogyakarta karena kabarnya akan ada atraksi-atraksi budaya menarik yang bakal disuguhkan. "Ini kesempatan yang menarik yang tidak boleh saya buang percuma," katanya yang tengah berlibur di Yogyakarta.

Pria pekerja swasta ini mengaku menyukai Kota Yogyakarta karena masyarakatnya ramah, tempatnya sarat objek wisata, dan tempat wisata kuliner. "Saya sudah sembilan kali datang ke Yogyakarta dan kebetulan ada kirab pengantin keraton, makanya saya ingin menonton," katanya yang masih lajang ini.

Kirab pengantin juga menyedot antusias warga di sekitar DIY, seperti Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman. "Saya dan anak-anak sudah sejak pagi datang ke Malioboro ingin menonton kirab pengantin anak Sultan," kata Sunaryo (54) warga Wonosari Gunung Kidul.

Jalan di kawasan Maliboro Yogyakarta pada Selasa (18/10) akan ditutup saat acara resepsi pernikahan putri bungsu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.

Kepala Bagian Humas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kuskasriyati di Yogyakarta mengatakan jalan di kawasan Malioboro ditutup karena resepsi pernikahan Gusti Kanjeng Raden (GKR) Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara akan berlangsung di Kepatihan Jalan Malioboro pada Selasa (18/10) mulai pukul 19.00 WIB.

Beberapa ruas jalan yang ditutup, antara lain jalan di sekitar Alun-alun Utara, simpang empat Kantor Pos Besar, Jalan Ahmad Yani hingga Malioboro akan ditutup setelah pukul 16.00 WIB sebelum kirab berlangsung. Sebanyak 2.500 tamu undangan diperkirakan akan menghadiri resepsi pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Tamu undangan itu akan hadir pada resepsi pernikahan di Kepatihan," katanya.

Pendapat saya, kirab pengantin putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X memuat unsur budaya yang enak dan indah untuk ditonton sehingga kesempatan ini tidak akan disia-siakan
. Beberapa ruas jalan yang ditutup, antara lain jalan di sekitar Alun-alun Utara, simpang empat Kantor Pos Besar, Jalan Ahmad Yani hingga Malioboro akan ditutup setelah pukul 16.00 WIB untuk menghormati pernikahan Putri Keraton dan juga bisa dijadikan wisata turis

Rabu, 16 November 2011

Membaca Satu Judul Novel

Saya telah membaca Novel berjudul Negeri 5 Menara. Yang penulis Novel adalah Ahmad Fuadi

berisi didalam novel tersebut:
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.

Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.

Dia terheran-heran