bila peran AS (Amerika Serikat) mengemban peran “polisi” tentulah sangat hiperbolis. mereka harus ditanya tatanan apa yang mereka jaga, hak milik apa yang mereka bela, penjahat macam apa yang akan diringkus dan hukum mana yang memberikan mereka koherensi dan tatanan. denagn kata lain, siapakah “sang lain” yang harus dijauhkan dari masyarakat kekusaan.
tak ada jenderal yang lebih parah untuk melaksakan perang ketimbang menajdi seorang militer. itu sebabnya dulu, jenderal-jenderal besar, para pemenag perang (bukan mereka yang berjuang dalam medan pertempuran) adalah politisi negarawan.tapi kini bila mereka sudah tidak ada lagi, lalusiapakah yang melakukan perang penaklukan dunia yang berlangsung sekarang ini? aku ragu orang akan mengatakan bahwa bush dan rumsfeld (nama dengan huruf kecil) yang memipin perang di Irak.
jadi, yang memimpin ini adalah orang militer, atau bukan!!! bila memang militer yang memimpin hasilnya akan segera terlihat. militer tidak akan puas sebelum menghancurkan semuanya. sepenuhnya, atau dengan kata lain bukan dengan mengalahkannya namun melenyapkan atau memusnahkannya. maka solusi krisis hanya pendahuluan dari krisis yang lebih besar, pendahuluan bagi kengerian yang mustahil diungkapkan dengan kata-kata.
kalau bukan orang militer lalu siapa? mungkin orang bilang korporasi. tapi mereka juga punya logika yang mereka bubuhkan pada orang-orang itu, dan merekalah yang menitahkan orang-orang ini pergi kearah ini atau ke arah mana? ke arah laba. dalam logika ini uang mengarahkan dirinya untuk mengarah ke laba yang tumbuh dengan cepat dan bersinambung. akan ia mengarahkan dirinya ketempat yang kurang atau lebih? ya, korporasi akan pergi dengan sengaja untuk melawan korporasi lainnya
akankah hasil perang di Irak menyelesaikan krisis yang kini menghadapi korporasi-korporasi yang besar? tidak, atau setidaknya dalam dalam waktu yang dekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar