TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data bisa
dibedakan dengan beberapa hal, seperti:
- Berdasarkan Setting (Setting Alamiah,
Labortorium dengan melalui eksperimen, di rumah dengan mewawancarai
responden, seminar, dan lain-lain)
- Berdasarkan sumber data: (Sumber Primer :
Sumber yang langsung memberikan data dan Sumber Sekunder : Sumber yang
tidak langsung memberikan data).
- Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data dibagi
lagi menjadi: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi/Gabungan
Selain di atas jug ada teknik pengumpulan data
adalah:
- Angket (self-administerd
questionnaire)
* Teknik
pengumpulan data dengan cara menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi sendiri oleh responden.
* Keuntungan:
- Angket dapat menjangkau sampel dalam
jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos.
- Biaya yang diperlukan untuk membuat angket
relatif murah.
- Angket tidak terlalu mengganggu responden
karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan
kesediaan waktunya.
* Kerugian:
- Jika angket dikirim melalui pos, maka
persentase dikembalikan relatif rendah.
- Angket tidak dapat digunakan untuk
responden yang kurang bisa membaca dan menulis.
- Pertanyaan-pertanyaan diangket bisa
ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
* Pertanyaan yang
digunakan dapat dibedakan menjadi dua:
1. Pertanyaan terbuka: pertanyaan
yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya
sendiri.
+ Memberikan kebebasan kepada
responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan pandangannya.
-Sulit mengolahnya karena harus
membaca semua jawaban yang diberikan dan kemudian menggolong-golongkannya.
2. Pertanyaan tertutup: pertanyaan
yang jawabannya sudah disediakan dengan memberikan tanda, misalnya melingkari
huruf didepan jawaban yang dipilih.
+ Mudah mengolahnya
-Tidak memberikan kebebasan kepada
responden untuk memberikan jawabannya.
* Dalam membuat
jawaban alternatif untuk pertanyaan tertutup atau dalam menggolongkan jawaban
yang diberikan pertanyaan terbuka, perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan
berikut:
- Penggolongan hanya didasarkan atas satu
prinsip atau satu dimensi.
- Golongan-golongan yang dibuat harus saling
meniadakan (mutually exclusive)
- Golongan-golongan yang dibuat harus
menyeluruh (exhaustive)
* Pedoman-pedoman
yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan untuk instrumen penelitian (Rubin & Babbie, 1989):
- Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat
harus jelas dan tidak meragukan.
- Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda (duoble-barreled
questions).
- Responden harus mampu menjawab.
- Pertanyaan atau pernyataan harus relevan.
- Pertanyaan atau pernyataan yang pendek
adalah yang terbaik.
- Hindari pertanyaan, pernyataan, atau
istilah yang bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan yang sugestif.
* Urutan
pertanyaan juga harus diperhatikan. Rubin & Babbie menyarankan agar dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan tidak dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sensitif atau pribadi. Sedangkan
pertanyaan-pertanyaan untuk identitas, disarankan untuk ditanyakan dibagian
akhir.
- Wawancara (interview)
* Pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pengumpul data kepada
reponden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkan dengan alat
perekam (tape recorder).
* Keuntungan:
- Wawancara dapat digunakan pada responden
yang tidak bisa membaca dan menulis.
- Jika ada pertanyaan yang belum dipahami,
pewawancara dapat segera menjelaskannya.
- Dapat mengecek kebenaran jawaban responden
dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan memperhatikan
gerak-gerik responden.
* Kerugian:
- Memrlukan biaya yang sangat besar untuk
perjalanan dan uang harian pewawancara.
- Hanya dapat menjangkau daerah jumlah
responden yang lebih kecil.
- Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu
responden.
* Daftar
pertanyaan untuk wawancara ini disebut interview schedule.Sedangkan
catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman
wawancara (interviw guide).
* Hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk mendapat kerja sama yang baik dari responden:
- Penampilan fisik, termasuk pakaian yang
dapat memberi kesan apakah pewawancara dapat dipercaya atau mungkin
mengancam keselamatan responden.
- Sikap dan tingkah laku pewawancara. Sikap
dan tingkah laku yang sopan akan menyenangkan calon responden.
- Identitas, pewawancara harus memprkenalkan
diri terlebih dahulu.
- Persiapan. Dalam arti pewawancara harus
menguasai apa yang akan ditanyakan kepada responden.
- Observasi
* Pengamatan
dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
* Keuntungan:
- Data yang diperoleh adalah data yang segar
dalam arti data dikumpulkan dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
- Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara
langsung.
* Kerugian:
- Pengamat harus menunggu dan mengamati
sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
- Beberapa tingakah laku, seperti tingakah
lakua yang bersifat kriminal sulit untuk diamati bahkan bisa berbahaya.
Untuk tingkah laku seperti ini masih mungkin diperoleh menggunakan
wawancara (Atherton & Klemmack, 1982).
* Berdasarkan
keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi
dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi partisipan (partisipant
observation).
- Pengamat
ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti seolah
merupakan bagian dari mereka.
2. Observasi takpartisipan (nonpartisipant
observation).
- Pengamat
berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka
lakukan.
* Berdasarkan cara
pengamatan yang dilakukan, observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi takberstruktur.
- Pengamat
tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang secara khusus akan
diamati. Ia akan mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya
untuk kemudian dianalasis.
2. Observasi berstruktur.
- Peneliti
memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman
tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati.
- Studi Dokumentasi
* Teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.
* Dokumen dapat
dibedakan menjadi:
- Dokumen primer, jika dokumen ini ditulis
oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Contoh: otobiografi.
- Dokumen sekunder, jika peristiwa
dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditullis oleh orang lain
itu. Contoh: biografi.
* Keuntungan
(Bailey, 1982):
- Untuk subjek penelitian yang sukar atau
sulit dijangkau seperti para pejabat, teknik ini bisa memberikan jalan
untuk melanjutkan penelitian.
- Takreatif.
- Analisis longitudinal.
- Besar sampel.
* Kerugian
(Bailey, 1982):
- Bias.
- Tersedia secara selektif.
- Tidak lengkap.
- Format yang tidak baku.
* Sebagaiman
metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber
data, baik kritik kritik internal maupun eksternal.
JENIS
DATA PENELITIAN
Aktivitas penelitian tidak akan
terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk
memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta
empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah
atau menjawab perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari
berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik
selama kegiatan penelitian berlangsung.
A. Data
Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data
penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder.
- Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up
to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus
grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
- Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data
di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta
langkah-langkah pengumpulan data penelitian.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang
berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data
kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data
diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas
data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan
(transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui
pemotretan atau rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif
dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
- Data diskrit adalah data dalam bentuk angka
(bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit
misalnya:
1)
Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
2)
Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
3)
Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara
membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
- Data kontinum adalah data dalam bentuk
angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum
dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala
pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1)
Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2) IQ
Budi adalah 120.
3)
Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran
yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis
(tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
- Data nominal atau sering disebut juga data
kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek
berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya
menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan
dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna
matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>”
dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi
matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau
pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal.
Contoh data nominal antara lain:
- Jenis kelamin yang terdiri dari dua
kategori yaitu:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka
(2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua
kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,
artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1),
karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap
kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x,
: ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena
tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
- Status pernikahan yang terdiri dari tiga
kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data
tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
- Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu
objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya.
Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai
dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak
atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data
nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap
data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda
yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam
suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x ,
: ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
- Tingkat pendidikan yang disusun dalam
urutan sebagai berikut:
(1) Taman Kanak-kanak (TK)
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas
(SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di
atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan
TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut
tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal
ini, operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data
ordinal.
- Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas
yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa
pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa
peringkat (2).
- Data Interval adalah data hasil pengukuran yang
dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat
yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval
dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality
interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat
dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya
angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data
interval, antara lain:
1) Hasil pengukuran suhu
(temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat.
Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai 10 Celcius
memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius.
Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius
+ 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian
tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius
memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius.
Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius
tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki
sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan
Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.
2) Kecerdasaran intelektual
yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang
sama dengan 110 sampai 120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang
yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ
100.
3) Didasari oleh asumsi yang
kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa)
dapat dikatakan sebagai data interval.
4) Dalam banyak kegiatan
penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap
atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah
alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala
interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat
Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya
Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak
Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak
Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban
kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
- Data rasio adalah data yang menghimpun semua
sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval.
Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya
karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat
diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat
yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal,
ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
1)
Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda
yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2
meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter
(sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang
sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang
panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan
antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan
sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0
meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta
(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan
benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data
ordinal, ataupun data interval.
2)
Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki
semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda
secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat
diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara
benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan
antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada
benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap
jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik
analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang
harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data
kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Karena
memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal akan berbeda
dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.
Variabel
Dengan adanya masalah itu, kemudian
rumusan masalah dapat dikembangakan. Rumusan masalah pada umumnya berupa
kalimat pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyan yang ada pada rumusan masalah
tersebut nantinya akan menjawab variabel penelitian. Hal itu bisa terjadi
setelah masalah sudah difahami dengan jelas dan sudah dikaji sacara teoritis,
maka peneliti dapat menentukan variabel penelitiannya. Menurut Sugiono (2009)
menyatakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya”.
Suatu variabel mengandung variasi. Variasi dalam variabel tersebut diperoleh
dari sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Variabel dapat
dipelajari yang kemudian bisa ditarik kesimpulan. Hubungan antara variabel yang
satu ke variabel yang lain perlu kita ketahui bagamana hubungannya. Oleh karena
itu kita harus mengetahui terlebih dahulu macam dari variabel itu. Macam
variabel tersebut adalah :
a. Variabel Independen
(variabel bebas) / variabel eksogen : variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam variabel ini merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat.
b. Variabel Dependen
(variabel terikat) / variabel endogen / output : merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator :
variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel bebasa dan variabel terikat.
d. Variabel intervening :
variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
e. Variabel Kontrol :
adalah variabel yang yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel control digunakan oleh peneliti bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Menurut Prihantoro (dalam
http://www.verypdf.com/ to remove this watermark), variable penelitian
dinbedakan menjadi :
a. Varibel laten adalah
variabel yang tidak dapat diukur langsung, tetapi melalui suatu dimensi atau
indikator dari masing-masing variabel.
b. Variabel manifest adalah
variabel yang dapat diukur langsung.
Sumber: