Kamis, 03 Mei 2012

Data


TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data bisa dibedakan dengan beberapa hal, seperti:

  1. Berdasarkan Setting (Setting Alamiah, Labortorium dengan melalui eksperimen, di rumah dengan mewawancarai responden, seminar, dan lain-lain)
  2. Berdasarkan sumber data: (Sumber Primer : Sumber yang langsung memberikan data dan Sumber Sekunder : Sumber yang tidak langsung memberikan data).
  3. Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data dibagi lagi menjadi: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi/Gabungan
Selain  di atas jug ada teknik pengumpulan data adalah:
  1. Angket (self-administerd questionnaire)
*    Teknik pengumpulan data dengan cara menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
*    Keuntungan:
  1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos.
  2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
  3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
*    Kerugian:
  1. Jika angket dikirim melalui pos, maka persentase dikembalikan relatif rendah.
  2. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis.
  3. Pertanyaan-pertanyaan diangket bisa ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
*    Pertanyaan yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua:
1. Pertanyaan terbuka: pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
+ Memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan pandangannya.
-Sulit mengolahnya karena harus membaca semua jawaban yang diberikan dan kemudian menggolong-golongkannya.
2. Pertanyaan tertutup: pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan dengan memberikan tanda, misalnya melingkari huruf didepan jawaban yang dipilih.
+ Mudah mengolahnya
-Tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawabannya.
*    Dalam membuat jawaban alternatif untuk pertanyaan tertutup atau dalam menggolongkan jawaban yang diberikan pertanyaan terbuka, perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:
  1. Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi.
  2. Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan (mutually exclusive)
  3. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh (exhaustive)
*    Pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan untuk instrumen penelitian (Rubin & Babbie, 1989):
  1. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
  2. Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda (duoble-barreled questions).
  3. Responden harus mampu menjawab.
  4. Pertanyaan atau pernyataan harus relevan.
  5. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terbaik.
  6. Hindari pertanyaan, pernyataan, atau istilah yang bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan yang sugestif.
*    Urutan pertanyaan juga harus diperhatikan. Rubin & Babbie menyarankan agar dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik dan tidak dengan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif atau pribadi. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan untuk identitas, disarankan untuk ditanyakan dibagian akhir.
  1. Wawancara (interview)
*    Pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pengumpul data kepada reponden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkan dengan alat perekam (tape recorder).
*    Keuntungan:
  1. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
  2. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
  3. Dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan memperhatikan gerak-gerik responden.
*    Kerugian:
  1. Memrlukan biaya yang sangat besar untuk perjalanan dan uang harian pewawancara.
  2. Hanya dapat menjangkau daerah jumlah responden yang lebih kecil.
  3. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
*    Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut interview schedule.Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara (interviw guide).
*    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat kerja sama yang baik dari responden:
  1. Penampilan fisik, termasuk pakaian yang dapat memberi kesan apakah pewawancara dapat dipercaya atau mungkin mengancam keselamatan responden.
  2. Sikap dan tingkah laku pewawancara. Sikap dan tingkah laku yang sopan akan menyenangkan calon responden.
  3. Identitas, pewawancara harus memprkenalkan diri terlebih dahulu.
  4. Persiapan. Dalam arti pewawancara harus menguasai apa yang akan ditanyakan kepada responden.
  1. Observasi
*    Pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
*    Keuntungan:
  1. Data yang diperoleh adalah data yang segar dalam arti data dikumpulkan dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
  2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
*    Kerugian:
  1. Pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
  2. Beberapa tingakah laku, seperti tingakah lakua yang bersifat kriminal sulit untuk diamati bahkan bisa berbahaya. Untuk tingkah laku seperti ini masih mungkin diperoleh menggunakan wawancara (Atherton & Klemmack, 1982).
*    Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi partisipan (partisipant observation).
-     Pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti seolah merupakan bagian dari mereka.
2. Observasi takpartisipan (nonpartisipant observation).
-     Pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan yang mereka lakukan.
*    Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Observasi takberstruktur.
-     Pengamat tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati. Ia akan mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian dianalasis.
2. Observasi berstruktur.
-     Peneliti memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati.
  1. Studi Dokumentasi
*    Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.
*    Dokumen dapat dibedakan menjadi:
  1. Dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Contoh: otobiografi.
  2. Dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditullis oleh orang lain itu. Contoh: biografi.
*    Keuntungan (Bailey, 1982):
  1. Untuk subjek penelitian yang sukar atau sulit dijangkau seperti para pejabat, teknik ini bisa memberikan jalan untuk melanjutkan penelitian.
  2. Takreatif.
  3. Analisis longitudinal.
  4. Besar sampel.
*    Kerugian (Bailey, 1982):
  1. Bias.
  2. Tersedia secara selektif.
  3. Tidak lengkap.
  4. Format yang tidak baku.
*    Sebagaiman metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik kritik kritik internal maupun eksternal.


JENIS DATA PENELITIAN
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang   dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
A.     Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
  1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
  2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1.      Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
2.       Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
  1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1)      Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
2)      Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
3)      Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
  1. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1)      Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2)      IQ Budi adalah 120.
3)      Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
  1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.  Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal antara lain:
  • Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1)  Laki-laki
(2)  Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
  • Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
  1. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu  “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
  • Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1)  Taman Kanak-kanak (TK)
(2)  Sekolah Dasar (SD)
(3)  Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4)  Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5)  Diploma
(6)  Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi  matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
  • Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).
  1. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
1)  Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai  10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai  20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.
2)  Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai  110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai  120. Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
3)  Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4)  Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
  1. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
1)      Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data interval.
2)      Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.

Variabel
Dengan adanya masalah itu, kemudian rumusan masalah dapat dikembangakan. Rumusan masalah pada umumnya berupa kalimat pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyan yang ada pada rumusan masalah tersebut nantinya akan menjawab variabel penelitian. Hal itu bisa terjadi setelah masalah sudah difahami dengan jelas dan sudah dikaji sacara teoritis, maka peneliti dapat menentukan variabel penelitiannya. Menurut Sugiono (2009) menyatakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya”. Suatu variabel mengandung variasi. Variasi dalam variabel tersebut diperoleh dari sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Variabel dapat dipelajari yang kemudian bisa ditarik kesimpulan. Hubungan antara variabel yang satu ke variabel yang lain perlu kita ketahui bagamana hubungannya. Oleh karena itu kita harus mengetahui terlebih dahulu macam dari variabel itu. Macam variabel tersebut adalah :
a. Variabel Independen (variabel bebas) / variabel eksogen : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.
b. Variabel Dependen (variabel terikat) / variabel endogen / output : merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator : variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebasa dan variabel terikat.
d. Variabel intervening : variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
e. Variabel Kontrol : adalah variabel yang yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Menurut Prihantoro (dalam http://www.verypdf.com/ to remove this watermark), variable penelitian dinbedakan menjadi :
a. Varibel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur langsung, tetapi melalui suatu dimensi atau indikator dari masing-masing variabel.
b. Variabel manifest adalah variabel yang dapat diukur langsung.

Sumber:





Kamis, 26 April 2012

Metode Ilmiah


Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Ada beberapa Karakteristik Metode Ilmiah:
-Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
-Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
-Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
-Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
-Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.


Tahapan - Tahapan Metode Ilmiah :

1. Memilih dan mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan atau diangkat ke dalam sebuah penelitian. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Contoh Penelitian : "Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?" Berikan definisi tentang usaha tani, mekanisasi, pada musim apa, dan sebagainya.

2. Survei data yang tersedia
Mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. (Langkah pertama dan kedua dapat dikerjakan secara bersamaan).

3. Merumuskan hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Hipotesa adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antar variabel atau fenomena-fenomena dalam penelitian.

4. Menyusun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesis
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian.

5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa, data terserbut perlu dikumpulkan.

6. Mengolah, menganalisa dan membuat interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk dianalisa. Penyusunan data dapat berbentuk tabel ataupun membuat coding untuk dianalisa dengan komputer. Setelah dianalisa, data perlu diberikan interpretasi terhadap data tersebut.

7. Generalisasi dan membuat kesimpulan
Kesimpulan dan generalisasi harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima ataukah ditolah. Apakah ada hubungan antar fenomena yang diperoleh atau tidak.

8. Membuat laporan penelitian
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut.

Sumber:

Rabu, 18 April 2012

Karya Ilmiah (2)

Ciri – ciri Karya Ilmiah


Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. , sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


Macam-macam karya ilmiah:

  • Karya ilmiah pendidikan:

1. Paper (Karya Tulis)

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.

2. Pra skripsi

Pra skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapat gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3(D-3).

3. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris-objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan).

4. Thesis

Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

5. Disertasi

Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.

  • Karya ilmiah Penelitian :

1. Makalah Seminar (naskah seminar, naskah bersambung)

a. Naskah Seminar

Naskah Seminar adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

b. Naskah Bersambung

Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

2. Laporan hasil Penelitian

Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

3. Jurnal Penelitian

Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue, dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN(international standard serial number).


Sikap Ilmiah:

1. Ingin tahu

Dengan selalu bertanya tentang berbagai hal.

2. Kritis

Direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.

3. Terbuka

Selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.

4. Objektif

menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.

5. Rela menghargai karya orang lain

Mengutip, menyatakan terima kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.

6. Berani mempertahankan kebenaran

Membela fakta atas hasil penelitiannya.

7. Menjangkau ke depan

“Futuristik” berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru.



Rabu, 28 Maret 2012

Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).

Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Sumber : wikipedia Indonesia

Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan perasaan. Dengan demikian kita patut sadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran.

Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik dalam menemukan kebenaran.

Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Karena tidak semua cara berpikir manusia itu sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai criteria kebenaran masing-masing.

Penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu :

  1. Suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.

Dalam hal ini bahwa tiap bentuk penalaran memiliki logika tersendiri atau disebut juga dengan kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis.

  1. Penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisa dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang besangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah.

1.2 Bentuk Penalaran

Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wancana keseharian berupa penalaran asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsure penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.

1.3 Metode Penalaran

Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran. Ada dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif :

  1. Metode Induktif

Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.

  1. Metode Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, ang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

referensi:

1. www.id.wikipedia.com

2. www.google.com

Selasa, 13 Maret 2012

Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah

Karangan Ilmiah Adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang

diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya

Syarat Karangan Ilmiah

penulisannya berdasarkan hasil penelitian

Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta

Karangan mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya

Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu

Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur dan cermat

Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir

Keterampilan dan Pengetahuan Penulis

Masalah yang diteliti dan dibahasnya

Metode Penelitian

Teknik Penulisan Karangan Ilmiah

Penguasaan bahasa yang baik

Laporan Ilmiah

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.

Laporan dapat berbentuk lisan dan tulisan

Laporan Ilmiah merupakan laporan yang berisikan serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan.

Jenis Karangan / Laporan Ilmiah

Kertas Kerja

Artikel

Skripsi, Tesis dan disertasi

Laporan

Fungsi Laporan

Laporan berfungsi untuk membantu penerima laporan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan gagasan ayng dikemukakan penulisnya

Di dalam suatu organisasi yang besar, seorang pimpinan dapat mengetahui dan mengendalikan perkembangan yang terjadi pada seksi-seksi yang ada dalam organisasinya dengan mempelajari laporan yang diterimanya

Bagi seorang pimpinan, laporan dapat mempersingkat jarang dan waktu

Laporan berfungsi juga sebagai penyimpan ilmu pengetahuan, di samping sebagai alat penyebarannya

Laporan merupakan wahan yang sangat efektif bagi pemikiran yang kreatif

Laporan dapat juga digunakan untuk menilai kemampuan dan ketrampilan pembuat laporan

Tujuan Karya Ilmiah

· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

· Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

· Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

· Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

· Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

· Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

· Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

· Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

· Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;

· Memperoleh kepuasan intelektual;

· Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

· Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

· Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Bagian Pembuka

· Halaman judul.

· Halaman pengesahan.

· Kata pengantar.

· Daftar isi.

· Ringkasan isi.

· Penutup

Bagian Isi

Pendahuluan

· Latar belakang masalah.

· Rumusan masalah.

· Pembahasan masalah.

· Tujuan penelitian.

· Manfaat penelitian.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

· Pembahasan teori

· Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan

· Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

· Waktu dan tempat penelitian.

· Metode dan rancangan penelitian

· Populasi dan sampel.

· Instrumen penelitian.

· Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

· Jabaran varibel penelitian.

· Hasil penelitian.

· Pengajuan hipotesis.

· Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

· Saran

Bagian penunjang

· Daftar pustaka.

· Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.